Sabtu, 01 September 2018

5 TIPS MENGHADAPI KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERBARU


Teman-teman pasti tidak asing dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sering dilakukan oleh semua kampus di Indonesia tanpa terkecuali). KKN secara ringkas dapat diartikan sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan di dalam masyarakat. Untuk pengertian yang lebih jelasnya, bisa kalian dapatkan saat pembekalan KKN. Kalau tidak salah saya pernah membaca satu buku yang memberi pendapat bahwa kegiatan KKN ini terinspirasi dari kegiatan para sastrawan Indonesia (sekitar tahun 1950an-1960an) yang sering masuk ke desa-desa terpencil untuk melihat kondisi masyarakat desa kemudian memaparkan keadaan tersebut melalui karya sastra mereka. Tapi kalau yang saya dengar dari materi pembekalan KKN yang saya ikuti, katanya ini atas inisiatif para mahasiswa tahun 1970an, tidak disebutkan tentang para sastrawan. Well…. Soal sejarah KKN masih banyak sumber yang bisa kita jadikan pertimbangan fakta. Kita lanjut saja pada tips KKN yang ingin saya bagikan.

TIPS 1 : RAJIN MENGIKUTI PEMBEKALAN KKN
Rajin-rajinlah kalian mengikuti pembekalan ini agar kalian dapat menemukan garis besar dari program-program yang ingin kalian lakukan selama di desa. Untuk mahasiswa/i FKIP, seni, teknik dan ekonomi biasanya gampang untuk membuat program KKN di desa-desa. Tetapi anak FISIP dan HUKUM biasanya keringat halus saat harus menyusun program tersebut. Bukan ingin menciutkan tetapi terkadang kita juga bingung  bagaimana mau memecahkan masalah di desa-desa? Sementara memecahkan masalah IPK saja jatuh bangun aku mengejarnya (pengalaman saya)
Jangan ciut dulu, selama masih bisa mengikuti kegiatan pembekalan, kalian akan tetap mendapatkan ide untuk menyusun program KKN di desa-desa.

TIPS 2 : PEMILIHAN LOKASI KKN
Pilih di kota atau di desa ya….? Ini dilemma bagi para mahasiswa/i yang akan melakukan KKN. Biasanya ada kampus yang mengharuskan semua mahasiswa/i melakukan KKN di desa bukan di kota. Tetapi, karena beberapa pertimbangan ada juga yang mengizinkan mahasiswa/i untuk KKN di Kota, seperti karena alasan mahasiswa/i ingin menyelesaikan skripsinya (menyusun hasil penelitian) sehingga tidak ingin KKN jauh dari lokasi kampus “sambil mendayung, dua tiga pulau terlampaui”
Kota atau Desa? Saya sarankan teman-teman untuk memilih lokasi KKN di desa, karena berdasarkan pengalaman saya, KKN di desa itu jauh lebih baik dan bermanfaat dibandinngkan di Kota (peribahasanya ‘buat apa menggarami air laut’) buat apa berbagi ilmu kita di kota toh juga tidak ada manfaatnya. Orang kota juga cenderung tidak begitu peduli dengan kerja keras kita. Berbeda dengan di desa, kita justru menambah pengalaman baru, teman baru, rasa kekeluargaan yang kuat dan adik-adik kecil yang antusias untuk belajar bersama kita. Kita juga tidak perlu terlalu banyak membuang biaya jika di desa karena semua bahan sudah tersedia oleh alam dan didapat dengan gratis. Bukan seperti di kota yang apa-apa harus pakai uang (seketika kita mengalami kanker → kantong kering). Di desa juga, rasa kebersamaan kita dalam kelompok lebih terasa dinamis (ya kita tak akan sungkan untuk tertawa,bertengkar, berbaikan, tertawa dan bertengkar lagi. Kemudian saling merindukan satu sama lain ketika sudah kembali ke kota) jadi rindu sama orang-orang desa tempat KKN dulu….

TIPS 3 : MEMILIH DAN MENYUSUN PROGRAM KELOMPOK DAN INDIVIDU KKN
Untuk program kelompok sendiri tidak perlu terlalu banyak dipikirkan, toh masing-masing anggota wajib memberikan satu usulan ide untuk program kelompok. Jadi beban tidak ditanggung kalian sendiri.
Program individu ini membutuhkan ketelitian dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Jika kalian memilih desa maka harus lebih berhati-hati dalam menyusun program. Program-program yang memerlukan listrik sebaiknya dihindari karena kita tak pernah tahu apakah desa tempat tujuan kita sudah mendapatkan aliran listrik atau belum. Berdasarkan pengalaman, saya pernah menyusun program individu KKN yang berhubungan dengan internet, eh…. Setelah sampai di desa lokasi KKN ternyata belum ada listrik, sehari-hari penduduk hanya memanfaatkan tenaga surya yang tidak  begitu besar dayanya, paling mentok hanya untuk memberikan penerangan di malam hari. Akhirnya saya batalkan program tersebut. Walaupun sebelum menyusun program KKN, kita diberikan waktu untuk observasi selama tiga hari, ya… tetap saja tidak akan cukup untuk membuat sebuah program. Untuk di kota, sebaiknya menyiapkan uang yang banyak untuk membeli bahan-bahan perlengkapan program KKN.

TIPS 4 : BERSOSIALISASI DAN RAMAH
Jika kita memilih desa sebagai lokasi KKN kita, maka sehari setelah tiba di lokasi KKN, kita harus rajin bersosialisasi dengan warga desa. Hilangkan semua rasa sungkan kalian untuk menyapa warga desa, beri salam jika bertemu mereka. Sesekali belajarlah istilah dalam bahasa daerah mereka, dengan begitu mereka akan lebih senang menjamu kita di rumah mereka. Jangan bersikap sombong karena itu bukan daerah kekuasaan kalian. Jalin hubungan yang baik dengan para perangkat pemerintahan desa supaya kalian bisa memiliki akses dalam mengumpulkan profil desa. Oh ya… setiap KKN di desa, kita akan mendapatkan orang tua asuh (tidak ditunjuk secara resmi oleh pihak kampus, tetapi hal itu selalu ada) yang senantiasa membantu kita selama KKN.

TIPS 5 : MELAKUKAN DOKUMENTASI SETIAP HARI
Dokumentasi yang dimaksud bukan hanya tentang pengambilan foto selama melakukan kegiatan KKN tetapi mencatat kegiatan yang telah dilakukan setiap hari selama di tempat KKN (Individu dan Kelompok) sebisa mungkin semua anggota  kelompok membuat catatan tersebut, ya… seperti buku harian begitulah. Ini bertujuan agar saat menyusun laporan kalian tidak harus pusing menjabarkan kegiatan yang telah kalian lakukan. Memang sudah dibagikan form dari kampus untuk diisi oleh mahasiswa KKN selama melaksanakan program KKN, tetapi apa salahnya jika kalian juga mempunyai catatan pribadi.

DEMIKIANLAH TIPS KKN YANG DAPAT SAYA BAGIKAN. TIPS INI BERDASARKAN PENGALAMAN SAYA. JIKA KALIAN PUNYA PENGALAMAN LAINNYA SELAMA KKN, BISA KALIAN BAGIKAN JUGA KEPADA JUNIOR-JUNIOR KITA

Jumat, 31 Agustus 2018

5 TIPS MENGERJAKAN SKRIPSI SECARA MUDAH DAN SINGKAT (TERBARU)


TIPS MENGERJAKAN PROPOSAL / HASIL PENELITIAN / SKRIPSI

Skripsi merupakan salah satu tugas akhir yang sering menjadi penentu kelulusan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Hampir semua mahasiswa sulit untuk menentukan judul penelitian skripsinya, tetapi masih ada niat untuk berjuang mengerjakannya. Tak jarang pula beberapa mahasiswa yang rela menggelontorkan begitu banyak uang untuk menyewa orang lain mengerjakan skripsinya (tidak patut dicontoh). Skripsi itu bukan sekadar tulisan-tulisan yang berisi “omong kosong” yang diresmikan (istilah orang malas) tetapi pembuktian bahwa mahasiswa bukan robot yang dikurung dalam deretan gedung putih bertingkat. Mahasiswa sebagai golongan terpelajar yang mampu melihat masalah, menganalisis masalah dan menemukan solusi dari masalah tersebut. Untuk itu sebagai mantan mahasiswa yang sudah diresmikan (Senior putus/sarjana/alumni), saya ingin berbagi tips dan trik mengerjakan skripsi dengan cara yang mudah dan singkat (versi saya).
TIPS 1 : RAJIN MENGIKUTI/MENONTON UJIAN SEMINAR PROPOSAL TEMAN/SENIOR KALIAN
Kegiatan ini untuk memberikan gambaran kepada kalian tentang teknik penulisan proposal/skripsi yang baik dan benar. Dalam kegiatan ini, beberapa dosen pasti memberikan kritik dan saran mengenai aturan penulisan proposal/skripsi yang baik dan benar, dengan begitu bagi kalian yang belum menyusun proposal/penelitian akan menghindari kesalahan-kesalahan yang sama dengan peserta seminar proposal saat itu.
TIPS 2 : KENALI TIPE-TIPE DOSEN DALAM MENGKOREKSI PROPOSAL/SKRIPSI
Tips ini masih berhubungan dengan tips 1. Catatlah setiap kritik dan saran dari dosen kepada peserta seminar proposal. Harus rinci ya… tulis nama dosennya, lalu catat semua masukannya kepada peserta seminar proposal. Tulisnya juga jangan di atas kertas buram, tetapi di buku khusus yang sudah kalian siapkan agar saat dibaca kembali, tidak membuat mata kalian sakit atau meneteskan air mata karena sadar tulisannya jelek (pengalaman saya :D)
Oh ya sebisa mungkin kalian rutin mengikuti ujian seminar, supaya catatan kalian jangan jadi pincang atau tidak lengkap. Tipe dosen dalam mengoreksi skripsi/proposal yang saya temui ada 3, itu didasarkan pada catatan-catatan saya. Tipe 1, lebih banyak mengoreksi judul/rumusan masalah/tujuan penelitian/teori/konsep/metode penelitian. Tak jarang langsung meminta kalian menjabarkan mengapa penelitian kalian menarik dan perlu dilakukan. Tipe 2, mengoreksi aturan penulisan skripsi, nah dosen tipe ini jangan dianggap remeh karena bisa menjatuhkan mental anda saat ujian seminar. Tipe 3, ikut arus. Untuk tipe ini, kalian biasanya malas mendengarnya karena mereka selalu mengulang masukan yang telah diberikan oleh dosen lainnya. Tetapi tidak masalah, karena dosen tipe ini memberikan kalian waktu sejenak untuk mencatat masukan dari dosen tipe 1 dan 2.
TIPS 3 : MEMILIH JUDUL
Untuk ini kalian perlu merenung cukup lama, tetapi ada triknya agar cepat mendapat judul. Ingat kembali mata kuliah yang kalian sukai selama berkuliah. Contoh, Miko mahasiswa komunikasi, selama dia berkuliah, dia lebih menyukai mata kuliah fotografi dibandingkan protokoler/publishitas, penyiaran dan komunikasi internasional.  Dari situ, MIKO memilih judul Representasi Wanita Desa Dalam Karya Fotografi, etc. Jangan memaksakan diri kalian untuk memilih judul yang dianggap mudah tetapi sebenarnya tidak kalian sukai atau pahami. Pemilihan judul skripsi ibarat memilih pacar, jika tidak kita sukai justru akan membuat kita cepat merasa bosan dan menyerah di tengah jalan.
Oh ya kita juga sering mendengar istilah penelitian kualitatif dan kuantitatif, nah…! Hati-hati juga dalam memilih judul, terkadang saat kita memilih judul kita sering terkecoh dengan jenis penelitiannya. Berdasarkan pengalaman saya, penelitian kuantitatif selalu melekat pada judul skripsi yang ada istilah EFEKTIFITAS, PENGARUH, KORELASI, etc. Jadi kalau kalian ingin menghindari penelitian kualitatif, maka harus lebih teliti memilih istilah yang ingin dipakai dalam judul skripsi kalian.

FYI : Setiap jenis penelitian mempunyai kesusahannya masing-masing. Kuantitatif selalu lama di dalam penyusunan proposal, tetapi setelah penelitian kalian tidak usah khawatir dengan hasilnya, toh sudah beres dikerjakan sama aplikasi Statistical Package for Social Science (SSPS).  
Kalo kualitatif, untuk penulisan proposalnya sih gampang, tetapi pas susun hasil penelitiannya sedikit ribet, karena subjektivitas kita sering menghalangi untuk mencapai tujuan penelitian yang setidaknya menyentuh sedikit nilai objektivitas.

TIPS 4 : RAJINLAH MENCARI TEMAN DISKUSI SOAL SKRIPSI KALIAN
Teman diskusi bukan berarti hanya teman kampus kita saja, tetapi juga dosen ya (tidak termasuk dosen pembimbing).. Carilah dosen yang tidak terlalu pelit membagikan ilmunya dan ramah tentunya. Tetapi ingat tetap berpedoman pada alur berpikir kalian dan bimbingan dosen pembimbing 1 dan 2. Tips ini hanya sekadar untuk menambah informasi dari pandangan akademik.

TIPS 5 : PERCAYA DIRI
Percaya pada diri kalian dan tidak menyerah sebelum memulai. Tanamkan dalam diri kalian bahwa tidak ada yang tidak mungkin, skripsi itu tentang ketekunan dan niat yang kuat. Skripsi yang baik adalah skripsi yang dibuat atas dasar kecintaan pada ilmu dan kenyataan. (maaf lebay)

DEMIKIAN HASIL PENIPUAN SAYA (hahaha…….. bercanda)
DEMIKIAN PEMAPARAN SAYA YANG DIDASARKAN PADA KAJIAN EMPIRIK YANG BERNILAI SUBJEKTIVITAS

5 TIPS MENGHADAPI KULIAH KERJA NYATA (KKN) TERBARU

Teman-teman pasti tidak asing dengan istilah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sering dilakukan oleh semua kampus di Indonesia tanpa ter...